Thursday, September 1, 2016

"Sadarlah!"
Pekik suara itu dari belakang kepala..
Menggaung dan perlahan sirna..
Menengok dan mencari...
Dari mana suara itu?
Melihat ke sekeliling...
Menatap teman...
Mengira mereka berteriak...
Namun mereka sunyi...
Tertawa dengan tingkah masing-masing...

"Haleluya!'
Suara itu menggema lagi...
Timbul...
Lalu tenggelam..
Terputus...
Mulai acuh...
Karena sudah lama kata teriakan itu sirna dari kepala..
Tak pernah terucap...
Karena doa bukan milik ku lagi...

'Bangun!'
Aku tak pernah memejam mata..
Air mata yang menetes bukan karena pilu..
Bukan pula iba..
Bukan pula sesal dalam dada..
Menetes begitu saja...
Entah mengapa semua terasa berbeda...
Seluruh indra lebih peka...
Terlewat...
Hingga semua terasa lambat...
Seperti semua kejadian beralasan...
Dingin nya kaki..
Kebasnya tangan...
Asinnya darah...
Nikmat yang ingin selalu terulang...

'Cinta!'
Dan kau mulai bertanya..
Semua momen, kenangan dan rasa..
Benarkah itu cinta..
Bukan emosi yang berulang..
Dan tersimpul dalam rasa..
Yang kau namakan itu cinta..

'Cukup!'
Itu yang ingin ku teriakkan..
Tanpa tahu alasan..
Seluruh kerja syaraf terasa nyata..
Berulang..
Lambat..
Tapi tak pernah..
Cukup..

Dan seluruh yang kau rasakan bukan ilusi..
Tanpa sadar..
Imajinasi..
Tapi bukan seperti yang kau sadari selama ini..
Mencari..
Percaya..
Dan kau ingin ini terjadi lagi..
Lagi..
Berulang..
Semu..
Dan jemu..

No comments:

Post a Comment